Thursday, September 30, 2010

Donkey

Sitting down.. Lonely.
With a glass of milo, I write this.

Hello world.. I'm being a donkey right now.
Thinking of something that I wanna do.
1 minute....
5 minutes...
10 minutes..
30 minutes..
An hour!

Oh God.. What I should do here?
You don't give me any idea??
I'm blank..

No one come here? Come to me?
No one invite me?
No talk? Nothing?
Thank you.

I must be independent!
I must not depend on other people.
The world is going round.
There will be another 'you'..

Kuda besi ku...

Vespa is my world.
Aku mungkin terlambat menyukainya, tetapi aku beruntung telah mengenal dunianya. :)
Kalau saja saat itu aku tidak mengalami kecelakaan yang telah 'menewaskan' sebuah mobil kesayanganku.. Mungkin aku tidak akan kenal dengan sebuah kendaraan unik ini, tidak kenal dengan sebuah persahabatan yang luas, dan tidak mendapatkan berbagai pelajaran yang (mungkin) belum tentu semua orang mendapatkannya.

Berawal dari hancurnya mobilku karena kecelakaan yang meninggalkan 12 jahitan di kening dan rawat inap  selama 5 hari. Dunia itu berputar, begitu orang-orang bilang. Benar saja, setelah mobilku hancur, berbagai cobaan datang menimpa. Dunia ku berubah.. Hampir 180 derajat! But I still go on my way.. Aku tetap menjalani aktifitas dengan harus beradaptasi pada keadaan yang (menurutku) baru. Awalnya terasa berat, tapi lama kelamaan I feel enjoy with this. Amat banyak pelajaran berharga yang ku dapatkan. Sampai pada suatu hari, aku dipertemukan oleh sebuah kendaraan yang unik. Namun wujudnya amat jelek.. Kumuh, usang, seperti tidak terawat. Terlintas di otakku untuk membangunkannya dari 'dunia kelam'nya itu. Aku (dan pacarku-Reza) memutuskan untuk membangunnya menjadi sebuah kendaraan antik. Inilah awal dari akhir.. Sebuah fenomena indahnya hidup yang didampingi oleh kendaraan tua, unik, dan antik.


Sore hari, kala ku jalan-jalan sore dengan Reza, aku iseng melihat iklan jual vespa di koran. Lantas kami pun menghubungi nya satu per satu, sampai ketemu yang termurah (maklum kami masih berstatus mahasiswa) berlokasi di Kampung Melayu-Jakarta. Dengan sebuah motor matic, tidak mudah sampai di lokasi, bukan karena kami tidak tahu jalan tetapi karena ban motornya bocor. Sesampainya disana, aku melihat beberapa vespa. melihatnya. Hmm.. Vespa nya tidak ada yang dirawat. Semuanya usang.. Lokasi nya di gang nan sempit dan gelap. Vespa-vespa tersebut hanya diletakkan begitu saja. Kasihan.. Kami pun akhirnya memutuskan membeli salah satu nya dan membangunnya agar menjadi sebuah kendaraan yang cantik. Begitu lama dan berbelit ternyata membangun sebuah vespa. Mungkin ditambah dengan faktor kami adalah pemula dalam dunia vespa. Alhirnya setelah beberapa waktu, Vespa Super 1977 dengan warna biru malam pun kami bawa pulang..

Hari demi hari kami lewati dengan vespa ini. Lagi seneng-senengnya nih.. hehehe. Reza jemput aku naik vespa. Yiihaaaa.. Senangnyaa! Pas lagi dijalan pulang, aku bingung ada orang naik vespa juga klakson sambil kasih tangan tanda permisi lewat duluan. Aku bingung tapi senang juga ada yang menyapa kami dijalan padahal kita tidak saling kenal. Ternyata memang begitu persaudaraan sesama pengguna vespa! Walau tidak saling kenal, mereka saling menyapa dijalanan, bahkan kalau ada vespa yang mogok di pinggir jalan, mereka pengguna vespa yang lewat pun berhenti dan menawarkan bantuan. Benar-benar indah persaudaraannya.. (to be continued)